Kemampuan berbicara dan berbahasa merupakan salah satu tonggak perkembangan penting pada masa kanak-kanak. Namun, tidak semua anak mencapai tahapan ini dengan kecepatan yang sama. Beberapa anak mungkin mengalami gangguan wicara yang membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif. Artikel ini membahas berbagai ciri-ciri anak mengalami gangguan wicara, agar orang tua dan pendidik dapat mengenali sejak dini dan memberikan intervensi yang sesuai.
Gangguan wicara adalah kondisi di mana anak mengalami kesulitan dalam menghasilkan suara, kata, atau kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Gangguan ini bisa berupa masalah dalam pengucapan, kelancaran bicara, suara, atau resonansi. Gangguan wicara berbeda dengan gangguan bahasa, yang lebih berhubungan dengan pemahaman dan penggunaan kata-kata.
Berikut adalah beberapa tanda umum yang menunjukkan bahwa anak mungkin mengalami gangguan wicara:
1. Terlambat Mulai Bicara
Anak belum mengucapkan kata pertama di usia 12–18 bulan atau belum bisa merangkai dua kata menjadi kalimat sederhana di usia 2 tahun.
2. Sulit Mengucapkan Kata dengan Jelas
Pengucapan anak tidak jelas dan sering sulit dipahami, bahkan oleh orang-orang yang dekat dengannya.
3. Sering Menghilangkan atau Mengganti Bunyi
Anak sering mengganti satu bunyi dengan bunyi lain, misalnya mengganti huruf “r” dengan “l” atau menghilangkan suku kata dalam kata panjang.
4. Bicara Terputus-Putus atau Gagap
Anak menunjukkan tanda-tanda gagap seperti pengulangan suku kata, terhenti saat berbicara, atau terlihat kesulitan memulai kata.
5. Suara Terlalu Keras, Pelan, atau Serak
Gangguan pada suara seperti suara serak, terlalu keras, terlalu pelan, atau nada suara tidak stabil juga termasuk ciri gangguan wicara.
6. Kesulitan Menyusun Kalimat
Anak sulit menyusun kata menjadi kalimat yang teratur, meskipun sudah memahami kata-kata tersebut.
7. Tidak Menjawab atau Merespons dengan Kata
Anak lebih sering menunjuk atau menggunakan gestur dibandingkan kata-kata untuk berkomunikasi, meskipun usianya sudah cukup besar.
8. Tidak Memahami atau Mengikuti Instruksi Sederhana
Meskipun lebih berhubungan dengan bahasa, anak dengan gangguan wicara juga bisa tampak kesulitan memahami pertanyaan atau perintah lisan.
Gangguan wicara bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Masalah fisik, misalnya gangguan pendengaran, kelainan struktur mulut (seperti celah langit-langit), atau kelumpuhan otot mulut.
Faktor neurologis, seperti cerebral palsy atau gangguan perkembangan saraf.
Gangguan perkembangan, misalnya autisme atau keterlambatan perkembangan global.
Faktor lingkungan, seperti kurang stimulasi bicara atau interaksi sosial.
Segera konsultasikan ke terapis wicara atau dokter jika Anda melihat ciri-ciri berikut pada anak:
Tidak mengucapkan kata di usia 18 bulan.
Tidak bisa menyusun kalimat sederhana di usia 2–3 tahun.
Pengucapan sulit dipahami oleh orang luar setelah usia 3 tahun.
Terjadi regresi atau penurunan kemampuan berbicara yang sudah dikuasai.
Di Bandung, tersedia berbagai layanan terapi wicara yang dapat membantu anak meningkatkan kemampuan bicaranya. Penanganan yang tepat biasanya melibatkan:
Terapis wicara untuk melatih kemampuan pengucapan, suara, dan kelancaran bicara.
Terapis okupasi jika gangguan disertai masalah motorik halus atau oral motor.
Psikolog anak untuk menilai kondisi perkembangan secara menyeluruh.
Mengenali ciri-ciri anak mengalami gangguan wicara sejak dini sangat penting agar anak mendapatkan penanganan yang tepat. Semakin cepat intervensi diberikan, semakin besar peluang anak untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi secara optimal. Jika Anda mencurigai adanya gangguan wicara pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional di bidang terapi wicara di Bandung.
Tag :
Ciri-ciri anak mengalami gangguan wicara